Menurut Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam pertemuan tersebut Jokowi menyampaikan ke Presiden Jerman bahwa Indonesia saat ini telah memasuki darurat narkoba. Oleh sebab itu, Jokowi berharap Negara Jerman dapat memahami kebijakan Indonesia yang menerapkan hukuman mati bagi terpidana kasus narkoba.
"Sekitar 40-50 warga Indonesia meninggal setiap hari akibat penggunaan narkoba," kata Jokowi, Senin (18/4).
Maka dari itu, Jokowi menyatakan diterapkannya hukuman mati dapat berimbas positif bagi Indonesia. Di mana diharapkan dengan hukuman mati dapat membuat para bandar kelas kakap menjadi takut dalam melakukan perdagangan narkoba di tanah air.
"Pelaksanaan (hukuman mati) dilakukan dengan sangat hati-hati dan hak-hak hukum dijamin secara penuh," tukasnya.
Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas kerjasama di bidang ekonomi perdagangan dan investasi. Selain itu, fokus kunjungan Presiden Jokowi kali ini adalah peningkatan kerjasama pendidikan vocasional.
Jokowi dan Joachim Gauck juga bertukar pikiran ihwal isu-isu perdamaian dan keamanan di masing masing kawasan.
Dalam kesempatan itu pula, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia merupakan contoh di mana Islam, demokrasi dan toleransi dapat berjalan seiring. Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia mampu mengembangkan demokrasi dan juga toleransi.
Mengenai laut China selatan, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut dan tidak akan ada negara yang diuntungkan jika kawasan tersebut menjadi kawasan yg tidak stabil.
Sementara itu, Presiden Gauck menilai Presiden Jokowi merupakan presiden yang progresif yang mampu membawa Indonesia maju secara politik dan ekonomi. Presiden Gauck juga menghargai peran Indonesia dalam berkontribusi perdamaian di timur tengah.
Mengakhiri kunjungannya, Jokowi menyampaikan undangan kepada Presiden Gauck untuk dapat berkunjung ke Indonesia guna meningkatkan dan mempererat hubungan serta kerjasama di antara kedua negara.
Posted by : www.Bola125.com
0 comments:
Post a Comment