Dia merasa aneh, Presiden Jokowi sempat berkunjung ke markas besar Facebook namun di negaranya sendiri tidak mampu menangani regulasi terkait inovasi online.
"Kita berpikir bahwa ada bolong koordinasi di kelembagaan, tidak diantisipasi. Pak Jokowi ke mana-mana temannya Mark Zuckerberg, katanya begitu. Kemudian dia ngacung jempol buat aplikasi, buat Gojek dan lain-lain. Rupanya pejabat teknisnya enggak paham bahwa ini konsekuensinya panjang," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/3).
Menurut Politikus PKS ini, ketika kesejahteraan masyarakat tersakiti maka wajar akan muncul perlawanan. Padahal menurutnya pemerintah harusnya siap untuk mengantisipasi agar tak terjadi pelemahan terhadap kesejahteraan rakyat.
"Begitu perut orang terganggu, ini semuanya meledak. Ada hal sensitif dalam kemanusiaan itu bisa menciptakan ledakan-ledakan, itulah. Antisipasi kita harus serius, jangan menghancurkan sektor tradisional," tuturnya.
Fahri meminta agar pemerintah fokus pada buruh yang bekerja sebagai sopir. Dia berujar bahwa tugas negara bukan memperkaya orang berduit tapi menyejahterakan kaum miskin.
"Kalau kita ngomong ini teknologi tak bisa dihindari, oke anda negara, negara hadir pada saat kalau ada orang lemah dibikin kuat, ketika orang kuat dibikin lemah, itulah tugas negara. Kalau tidak tentu yang lemah mati semua, yang punya modal kan enak dia bisa konversi bisnisnya A ke B, tapi sopir ini mau ke mana dia, ini yang harus dipikirkan," paparnya.
"Kita berpikir bahwa ada bolong koordinasi di kelembagaan, tidak diantisipasi. Pak Jokowi ke mana-mana temannya Mark Zuckerberg, katanya begitu. Kemudian dia ngacung jempol buat aplikasi, buat Gojek dan lain-lain. Rupanya pejabat teknisnya enggak paham bahwa ini konsekuensinya panjang," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/3).
Menurut Politikus PKS ini, ketika kesejahteraan masyarakat tersakiti maka wajar akan muncul perlawanan. Padahal menurutnya pemerintah harusnya siap untuk mengantisipasi agar tak terjadi pelemahan terhadap kesejahteraan rakyat.
"Begitu perut orang terganggu, ini semuanya meledak. Ada hal sensitif dalam kemanusiaan itu bisa menciptakan ledakan-ledakan, itulah. Antisipasi kita harus serius, jangan menghancurkan sektor tradisional," tuturnya.
Fahri meminta agar pemerintah fokus pada buruh yang bekerja sebagai sopir. Dia berujar bahwa tugas negara bukan memperkaya orang berduit tapi menyejahterakan kaum miskin.
"Kalau kita ngomong ini teknologi tak bisa dihindari, oke anda negara, negara hadir pada saat kalau ada orang lemah dibikin kuat, ketika orang kuat dibikin lemah, itulah tugas negara. Kalau tidak tentu yang lemah mati semua, yang punya modal kan enak dia bisa konversi bisnisnya A ke B, tapi sopir ini mau ke mana dia, ini yang harus dipikirkan," paparnya.
Posted by : www.Bola125.com
0 comments:
Post a Comment