Papan yang dipasang sejak minggu ketiga bulan Ramadan itu berada di gerbang depan dan pos keamanan yang berada di gerbang samping rumah dinas Bupati Batang.
"Mohon maaf tidak menerima parcel/bingkisan Lebaran. Silahkan parcel/bingkisan anda disalurkan kepada yatim piatu panti asuhan terdekat," begitu tulisan pada papan tersebut.
Bupati Yoyok mengatakan memang sudah keharusan sebagai kepala daerah untuk tidak menerima parsel lebaran. Ia juga menjaga agar keluarganya tidak menerima hal serupa untuk menghindari praktek korupsi yang bisa dimulai dari hubungan informal.
"Tidak menerima parsel Lebaran memang sudah jadi tradisi saya sejak pertama kali menjabat sebagai Bupati. Ini untuk membentengi diri dan keluarga saya. Pasalnya, korupsi sering kali dimulai oleh hubungan-hubungan informal," kata Yoyok, Senin (27/6/2016).
Namun meski jelas tidak diperbolehkan menerima dan dirinya juga tegas menolak, masih banyak pihak yang berusaha memberikan parsel. Maka dari itu kali ini ia memasang papan pengumuman di depan rumahnya agar tidak perlu repot-repot mengembalikan parsel yang sampai di rumahnya.
"Daripada repot mengembalikan, saya kemudian membuat papan pengumuman di gerbang pintu rumah dinas dan pos jaga yang berbunyi, 'mohon maaf, tidak menerima parcel atau bingkisian lebaran'," tegas Yoyok.
"Saya juga menghimbau agar parcel atau bingkisan Lebaran diberikan kepada anak yatim dan orang tidak mampu. Lebih bermanfaat," imbuhnya.Tidak hanya memberikan larangan dan imbauan, keluarga Bupati Batang juga memberikan contoh kepada publik untuk berbagi berkah kepada masyarakat kurang mampu di bulan Ramadan dengan membuat kue dan membagikannya.
"Selain menolak bingkisan Lebaran, setiap bulan Ramadan istri saya selalu membuat kue dan membagikannya ke orang-orang tidak mampu. Bagi kami sekeluarga, Ramadan seharusnya memotivasi orang untuk berbagi berkah dengan orang yang membutuhkannya," terang Yoyok.
Posted by : www.Bola125.net www.Lazadapoker.net
0 comments:
Post a Comment