Menurut Pakar Komunikasi Politik, Lely Arrianie, hal tersebut sebetulnya tak hanya dilakukan Novanto tapi juga oleh banyak anggota DPR. Sehingga, kebiasaan ini idealnya diusut dan dibuka ke publik.
"Bukan hanya Setya Novanto tapi banyak anggota DPR RI yang hadir ke Senayan itu dengan Sesprinya yang tandatangan," tutur Lely saat dihubungi, Sabtu (27/2/2016).
Menurut dia, ada beberapa cara untuk meminimalisasi titip absen tersebut. Salah satunya adalah dengan memperbanyak CCTV atau kamera pengawas. Sehingga dapat lebih terawasi siapa saja yang melakukan pemalsuan tandatangan dan bagaimana ha tersebut dilakukan.
Selain itu, lanjut Lely, partai politik harus lebih ketat dalam melakukan seleksi kadernya yang akan dimajukan menjadi anggota parlemen. Dia berpendapat, perlu diadakan semacam penandatanganan nota kesepahaman antara partai dan anggota yang bersangkutan bahwa ketika seorang kader memutuskan untuk mewakili partai ia harus mampu membesarkan nama partai, bukan malah mencorengnya.
"Konsekuensinya harus bisa menunjukkan keterwakilan yang bisa mewakili. Itu kan mengikat, termasuk dari absensi, bersuara di sidang paripurna, di sidang fraksi, juga saat rapat kerja dengan mitra," kata Lely.
Menurut dia, seringkali etika politik yang pantas belum ditunjukkan oleh para wakil rakyat. Misanya saat rapat dengan mitra kerja mengajukan pertanyaan tapi malah meninggalkan ruangan saat yang bersangkutan memberikan jawaban.
"Nah, etika dan perilaku semacam itu harus diubah karena politik Senayan adalah contoh bagi praktik politik lain di daerah," tegasnya.
Sebelumnya, para netizen menduga Novanto melakukan pemalsuan tanda tangan saat Sidang Paripurna DPR pada Selasa (23/2/2015) lalu. Foto lembar presensi yang tersebar di medsos, terdapat tanda tangan Novanto.
Padahal, mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu sendiri saat itu sedang berada di Manado, Sulawesi Utara menghadiri Musyawarah Daerah Partai Golkar. Novanto sebelumnya mengakui dia berada di Sulawesi Utara dan tak hadir dalam rapat paripurna yang mengagendakan pengambilan keputusan terhadap RUU Tabungan Perumahan Rakyat itu. Namun, dia mengaku tak tahu siapa yang menandatangani absensinya.
"Di sekre (sekretariat) sudah saya cek, enggak ada (tanda tangan). Saya tidak mengerti yang tanda tangan siapa. Pasti ini ada yang sengaja," kata bakal calon ketua umum Golkar itu.
Posted by : Bola125
0 comments:
Post a Comment