Hal ini dialami Susi saat dirinya menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Susi Pudjiastuti mengaku minder saat pertama kali berkantor di kementerian karena beliau merasa gugup ketika harus memimpin anak buahnya atau para pejabat kementerian lain yang memiliki latar belakang pendidikan jauh lebih tinggi.
Susi Pudjiastuti merasa ragu karena semua jajaran di bawahnya adalah orang-orang terpilih dan handal, eselon I yang merupakan akademisi, doktor bahkan professor sekali pun. Ijazah SMP yang disandangnya membuat Susi minder dengan topik pembicaraan mereka nantinya.
Keraguan yang dirasakannya tersebut tak berlangsung lama. Susi akhirnya berbincang banyak dengan para pejabat yang menjadi rekannya di kementerian tersebut. Beliau meyakini bahwa selama seseorang memiliki logika dan cara berpikir yang baik maka pendidikan bukan menjadi kendala.
Setelah melakukan koordinasi dan diskusi panjang, Susi dan anak buahnya menyepakati satu hal yakni mengoptimalisasi sumber daya laut dari perikanan. Terlebih 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari lautnya yang luas namun potensi besar di dalamnya hingga hari ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Target Susi adalah kenaikan angka ekspor Indonesia, mengingat statusnya yang masih lebih rendah dari negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.
Kehidupan pribadi, gaya cuek dan nyentrik serta status latar belakang pendidikannya yang hanya lulusan SMP membuat Susi Pudjiastuti ramai menjadi bahan perbincangan publik. Sampai suatu ketika Susi pernah buka suara mengenai kritikan atas status pendidikannya yang hanya lulusan SMP tersebut. Susi mengaku banyak komentar negatif dari media maupun publik. Susi pun menanggapi dengan bijak dengan mengatakan bahwa dirinya memang bukan seorang pakar dan akademisi namun yang diinginkan hanya satu, yakni pekerjaannya cepat selesai.
Kesabaran seseorang ada batasnya, begitu pun menteri Susi yang akhirnya tak bisa menahan kekesalannya dengan komentar miring soal status pendidikannya tersebut. Sampai pada akhirnya Susi menantang para ahli yang menghinanya tersebut untuk bekerja sama dan membuktikan omongan mereka jika benar memiliki program yang bagus.
Susi memang tak segan merekrut para ahli yang telah merendahkan dirinya itu jika memang mereka bisa mengusung konsep yang bisa mengembangkan sektor kemaritiman. Namun sebaliknya, jika para ahli itu hanya sekadar menghina maka Susi tak akan menghiraukannya sama sekali.
Posted by : www.Bola125.com








0 comments:
Post a Comment